Tuesday, May 14, 2013

Tubuh dan Simbolisme Kultural









Saat kita berbicara tentang tubuh mungkin yang terpikir oleh kita adalah bagian-bagian yang tersusun sehingga membentuk tubuh,mata,telinga,tangan,bibir,alis,rambut,jantung,liver,otak usus dan lain-lain. Hal tersebut benar karena demikianlah yang nampak oleh indra kita .
Namun jika perhatikan bahwa tubuh bukan saja sebagai pribadi namun tubuh kita juga ternyata dimuati oleh oleh simbol simbol kultural,publik,positif,negatif, poltik,ekonomi,seksual,moral dan seringkali kontroversial.

Banyak pandangan tentang tubuh. Ada yang berpandanagn bahwa “diri” bukanlah yang nampak seperti tubuh,Namun ada pula yang menganggap bahwa tubuh merupakan sebuah identitas diri.

Tubuh tidak hanya ada secara alamiah yang di pandang sebagai sebuah hal yang biasa namun juga menjadi sebuah kategori sosial yang menghasilkan makna atau cara pandang yang berbeda-beda oleh setiap zaman oleh populasi yang berbeda.

Wanita yang berpenampilan cantik dan menarik sering kali diidentikan dengan stratifikasi sosial yang mapan dan tinggi di banding dengan wanita yang berpenampilan biasa-biasa. Hal yang serupa juga terlihat di pusat-pusat perbelanjaan yang menawarkan barang-barang mewah dan mahal konsumennya juga banyak didominasi oleh orang yang berpenampilan cantik dan menarik. Jika demikian,apakah seorang yang memiliki penampilan cantik dan menarik selalu identik dengan strata sosial yang tinggi ? mungkin kita membutuhkan kajian lebih khusus untuk menjawab itu.

Seperti organ mata,telinga,hidung,bibir,rambut dan bagian tubuh lain, atribut tubuh juga bersifat sosial. Usia,gender,dan warna kulit. Saat kita akan melamar sebuah pekerjaan  maka hal yang pertama kali ditanya selain nama dan tanggal lahir adalah Usia,gender atau jenis kelamin. Maka tubuh tidak hanya sebagai pribadi namun juga merupakan penentu utama hidup dan identitas sosial kita,menjadi titik utama bagi konsep kelompok kita.

Jadi satu hal yang wajar bila banyak orang memikirkan dan menghawatirkan tubuh lebih dari hal-hal lainnya dan ini terjadi sepanjang waktu.meskipun ada sebagian orang yang berpandangan bahwa jiwa lebih penting dari pada tubuh dan mengistimewakan jiwa dari pada tubuh. Namun tidak dapat di sangkal bahwa tubuh juga berdampak pada psikologi seseorang seperti, rasa takut terhadap kegemukan,penyakit AIDS,kematian,seks dan lain-lain. Menurut anthony synnot eksistensi tubuh tidak dapat disangkal; sesuatu yang memerlukan dan menuntut perhatian-saya rasa bukan hanya fisik tetapi juga perhatian sosiologis.

Tubuh-tubuh terpolarisasi secara besar besaran dalam term-term moral : laki/permpuan,tua/muda,cantik/jelek,kurus/gemuk, hitam/putih dan sebagainya. Dengan valensi bergantung pada nilai personal dan kultural.

No comments:

Post a Comment