Sunday, May 26, 2013

Saya Meracau atau Saya sedang Berpikir...








Beberapa pertanyaan atau lebih tepatnya pikiran kegelisan yang mengendap dalam pikiran saya. Kadang setiap saat mengusik dan mengganggu seperti pemberontak yang tiap saat dapat tiba-tiba mengancam stabilitas. Pertanyaan itu seperti ‘’untuk apa aku terlahir’’, ”apa selajutnya setelah aku melakukan pekerjaan hari ini” atau “apa yang aku cita-citakan dapat aku selesaikan satu demi satu” dan kadang saya juga berpikir “apakah cita-cita ini hanyalah bentuk egoisme individu demi ambisi dan kepuasan pribadi dan ketidak pedulian pada orang lain”. Jika demikian bukankah saya telah keluar dari prinsip kemanusiaan (humanity), bukankah manusia tidak seharunya berpikir dan berlaku begitu. kemudian adakah beda saya dengan mereka? misalnya dengan mereka yang disangka korupsi atau dengan mereka yang terbukti korupsi. Bukanya mereka juga tidak peduli dengan orang lain atau dengan kata lain kepentingan perut sendiri duduk mengangangkang di atas kepentinga orang lain. Mereka punya keinginan,saya juga punya  keinginan tidak ada bedanya bukan, yang membedakan barangkali besaran pencapaiannya saja.

Saya meragukan akan nasehat-nasehat yang pernah saya dengar. Misalnya nasehat begini “kamu harus menjadi orang sukses agar kamu dapat memberi manfaat buat orang lain” saya sungguh meragukan itu bahkan tidak percaya hal itu. Kenapa demikian ? jika anda bertanya,”kenapa demikian” maka saya memiliki lebih banyak pertanyaan yang barang kali membuat kita berpikir kearah itu. Apakah ukurang seseorang telah berada dalam pencapaiannya atau kesuksesannya? Apakah seseorang yang tidak dinilai sukses tidak dapat memberikan manfaat buat orang kain ? orang memiliki ukurannya sendiri prihal kesuksesan dan nyatanya keseksesan tidak ada tolak ukuranya .



Barangkali anda mengira bahwa saya sedang meracau tidak karuan. Jika anda beranggapan demikian saya pun tidak bisa melarang anda. Hidup dikelilingi dengan ketidak pastian, ketikteraturan,pandangan-pandangan ambiguitas tentang sesuatu, persepsi keliru yang di klaim sebagai kebenaran, atau  tentang aturan-aturan yang tanpa nurani. Kita harus memikirkan kembali (think again) tentang semua itu. Bukankah perbedaan mendasar manusia dan hewan adalah berpikir. Jika kita telah kehilangan sifat dasar kita maka apalagi yang bisa kita banggakan. Berpikir keliru masih lebih baik dari mereka yang tidak mendayagunakan daya pikirnya. Apakah anda masih beranggapan saya meracau atau saya sedang berpikir ? Think again.

No comments:

Post a Comment