Friday, April 19, 2013

"Candu" kekuasaan



http://4.bp.blogspot.com/




___________________________________________

Manusia adalah mahluk yang tidak pernah puas dengan apa yang ia miliki. Sifat ingin menguasai,memiliki adalah sifat yang mutlak dimiliki tiap orang sehingga kecendrungan pada sifat tersebut sangatlah manusiawi tergantung pada tiap individu besar dan kecil kecendrungan itu. Dan jika saja manusia diberikan satu planet maka ia pun tidak akan puas juga  karena ia akan berusaha mengejar untuk planet yang kedua,ketiga dan seterusnya, karena sebetulnya rasa puas itu bersifat relativ. Jika telah merasa cukup dengan kondisi yang ada maka puaslah,begitu juga sebaliknya jika selalu merasa kurang maka tidak ada suatu apapun untuk memuaskan.

Sama halnya dengan kekuasaan,pemimpin negara (presiden),gubernur,wali kota dan bupati adalah jabatan  kekuasaan yang disandang oleh seseorang. Maka karena jabatan itu melekat pada manusia yang memiliki kecendrungan menguasai dan memiliki jabatan lebih lama  maka kekuasaan harus di batasi.

Manisnya kekuasaan membuat sebagian orang banyak yang berfikir untuk semakin mengukuhkan kekuasaanya dan kekuasaan itu ingin terus di genggamnya. Benar jika ada yang menyebut kekuasaan adalah candu. Seperti halnya candu,banyak pemimpin negara didunia yang menjabat puluhan tahun yang tanpa sadar bahwa mereka telah lama berkuasa saking nikmatnya kekuasaan itu.hanya yang sedang berkuasa yang tahu kapan akan berhenti.

Banyak tokoh yang mungkin bisa dikatakan “mabuk” kekuasaan. Di indonesia soekarno dan soehar presiden yang lama berkuasa hingga mreka seperti menikmati candu dan pada akhirnya “Merusak” diri mreka sendiri, egois, sok kuasa dan tidak mau mendengarkan kritik. Tokoh yang lain sadam husein,mahatir,khusni mubarak dsb. Merupakan pemimpin besar dan hebat yang dicatat oleh sejarah karena terlalu lama berkuasa sehingga mengubah sikapnya menjadi otoriter, dan pada akhirnya jatuh.

Bahaya jika rakyat memberikan kekuasaan pada seorang yang sudah lama menjabatnya. Pemimpin yang terlalu lama berkuasa akan mengubah sikap dan tindakannnya secara otoriter. Kekuasaan yang terlalu lama juga akan mengubah pemimpin yang baik sekalipun menjadi sosok yang bertindak layaknya raja dan ratu. Biasanya kegagalan mengubah sikap dantindakan penguasa yang otoriter biasanya berujung kekacaun keamanan nasional,muncul gerakan separatis di daerah-daerah,dan kadang berakhir pada pemakzulan dan kudeta.

Rakyat memiliki andil yang besar dalam menentukan pemimpinnya, dengan tidak memilih calon pemimpin yang telah lama berkuasa. Meskipun saat ini telah ada peraturan yang mengatur pemimpin tidak boleh lebih dari sepuluh tahun. Memang tidak di mungkinkan seseorang memimpin lebih dari sepuluh tahun karena peraturannya mengatur demikian namun banyak cara yang di lakukan oleh orang yang terlanjur “candu” pada kekuasaan salah satunya dengan mencalonkan istri,anak atau saudaranya untuk terus mengukuhkan jabatannya.

Membagun tradisi pembatasan waktu kekuasaan merupan suatu keharusan di barengi degan sosialisasi kepada rakyat bahwa kekuasaan yang dijalankan terlalu lama tidak akan konsisten amanah kecuali pemimpin itu para Rasul atau Nabi.




No comments:

Post a Comment