sumber:sains.kompas.com
____________________________________________
Hal yang kadang manusia mengabaikan prihal ini, yakni
kematian. Kematian seperti mata-mata yang selalu mengintai setiap diri kita
tanpa pilah pilah . Kematian merenggut kekasih dari kekasihnya,memisahkan orang
tua dari anaknya,mengambil pemimpin dari rakyatnya. Kita menyaksikan dan
mengalami bagaiman seseorang yang dulu
bersama kita kemudian pergi meninggalkan sejarah kehidupannya.
Soekarno sang proklamator bangsa,memiliki karisma dan
sangat dicintai rakyatnya,Soeharto yang gagah berkuasa 32 tahun,gus dur yang
dikagumi seorang guru bangsa,atau di duar sana Abraham lincon,Ratu elizabeth I,Alexander
agung ,Caesar,Hitler,Napoleon mereka adalah pemimpin besar dunia yang hebat ,
juga tidak luput dari yang disebut dengan KEMATIAN.
Sadarkah kita bahwa kematian itu diperkirakan 181,063 per-hari diseluruh dunia,7.544
per-jam,126 permenit dan 2 orang per-detik. Mungkin detik ini,semenit,sejam lagi atau besok kitalah kematian itu.
Beberapa ungkapan yang sering kita dengar Untuk
mendefinisikan kefanaan duni yang kita pijaki ini : “manfaatkanlah waktumu
selagi sempat”,hidup itu pendek,manusia tidak hidup selamanya” merupakan
ungkapan untuk menggambatkan bahwa dunia hanyalah tempat mampir saja dan kita
akan melanjutkan perjalanan menuju dunia keabadian setelah kematian.
Memperbincangkan kematian sungguh merupakan suatu topik yang penting untuk direnungkan.Meskipun dalam kenyataan,seseorang mungkin tidak menyadari betapa berarti kenyataan ini.Namun selagi kita memiliki kesempatan untuk memahami dan merenungkan prihal kematian, kita semestinya mempertimbangkan,tiap kata,laku dan harapan-harapan yang bertumpu pada kehidupan ini.
Hidup yang singkat sedang jiwa manusia kekal. Dan masa
yang pendek ini seharusnya seseorang tidak membiarkan dirinya dikendalikan oleh
keinginan yang hanya bersifat sementara sungguh tak bijaksana mengabaikan
keabadian setelah kematian untuk kesenangan
relatif dalam kesementaraan kedupan.
Kehidupan dunia adalah sebuah pencarian yang tidak akan
pernah terpuaskan. Sebuah pencarian tak berakhir untuk sesuatu yang baru dan
lebih baik tidak memberikan nilai kepuasan ketika ia telah digapai,celaan terhadap sesuatu yang
lama,dan meletakkan seluruh harapan pada yang baru (Harun yahya). hal itulah
yang dialami manusia dimanapun sepanjang sejarah. Hal inilah pula yang dialami
saya,anda dan kita semua. Jika kita merenung dan bertanya , untuk apakah ambisi
yang selama ini kita upayakan habis-habisan hingga tidak lagi membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk,sudahkah kita mendapatkan keuntungan dari upaya
itu, atau sudahkah kita terpuaskan dengan hasil yang telah kita upayakan ?.
namun rupanya teramat sedikit seseoran yang memikirkan itu dan terus dalam
pencarian yang tidak berkesudahan.
Tidak seorang pun tahu, apa yang akan terjadi diwaktu yang
akan datang,bahkan dalam beberapa jam mendatang. Tiap detik dan menit suatu
kepastian bahwa kehidupan seseorang menuju kematian. dan setelahnya merupakan
suatu keabadian. Tiap diri kita telah
ditakdirkan menuju hari kematian .
Kematian menghapus segala
harapan,keinginan,ambisi,cita-cita yang mungkin belum terpenuhi .Itulah akhir
dari kehidupan yang banyak orang membanggakan. Pangkat,gelar,jabatan,perhiasan ,anak
kesayangan dan semua yang diberi label “milik” kita pribadi akan di tanggalkan,dan
pada saat itu kita tidak tahu lagi semua yang pernah kita upayakan selama hidup.Beberapa
jengkal tanah dan kain kafan sederhana saja untuk kita kenakan.
Kita semua harus memikirkan kembali hakikat kehidupan ini. Sebuah kehidupan pendek penuh tipuan dan janji-janji namun sebetulnya bertolak belakang. Kenyataan bahwa hidup hanyalah pencarian yang tidak berkesudahan, tidak terpuaskan dan tidak pernah dimenangkan. Bukankah Tuhan telah memperingati kita untuk hidup hanya untuk memenuhi keinginan-Nya. Saya ingin menutup tulisan pendek ini dengan Firman Tuhan Q.S lukman ayat 33.
"Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah". (QS.Luqman : 33).
No comments:
Post a Comment