Seminar sehari dengan tema- jaminan keamanan uang nasaba-kerjasama HMI cabang jember kom.sunan ampel jember dengan Bank Indonesia jember |
Wacana klasikal yang menjadi topic
obrolan di kalangan aktivis organisasi
mahasiswa di beberapa perguruan tinggi swasta dan negeri di jember saat ini
adalah realitas mahasiwa yang kurang berminat terhadap organisasi .pola pikir
(mindset) mahasiswa yang cenderung hedonis dan praktis adalah salah satu
faktornya.
Kita paling mengerti dan paham
apa masalah yang sebenarnya terjadi pada rumah tangga kita.namun kemudian
masalah-masalah tersebut jangan di jadikan topik pembicaraan yang sellalu di
didiskusikan tanpa ada jalan keluar dan solusi. Semuanya
punya hak untuk berbicara ,hak untuk mengukakan pendapan dan yang terpenting
adalah semuanya harus merasa
punya kewajiban untuk memperbaiki. Jagan
kita selalu menari dan menikmati dari
mengorek dan membongkar borok sendiri yang memang sudah tidak enak
dirasakan . Teman pernah berkata Sebaik apapun yang kita lakukan pasti akan
menuai kritik” . kondisi ini memang parah mungkin saja lebih parah dari yang
pernah di bayangkan tapi siapa yang akan lebih dulu bangkit dari keterpurukan
ini,anggotakah, penguruskah ataukah seperti biasanya menyalahkan semuanya. Kondisi HMI tidak dapat di selesaikan dengan
dengan mengadu wacana, argument dan diskusi panjang tentang masalah-masalahnya
namun kita butuh orng yang membawa kebaruan
tidak peduli apakah mereka orang baru maupun lama.
Tantangan kedepan bagi
organisasi kemahasiswaan tidak hanya HMI juga organisasi kemahasiswaan lain
adalah kemajuan teknologi informasi yang sangat cepat seperti pisau bermata dua
bagi organisasi kemahasiswaan seperti HMI, di satu sisi memudahkan pencarian
informasi dan aspek ilmu pengetahuan,namun di sisi yang lain menjadikan
organisasi-organisasi ini kurang di minati oleh mahasiswa jika tidak di barengi
dengan menagerial organisasi yang modern dan baru sehingga tetap menjadi
pilihan utama mahsiswa untuk menimba ilmu dan berproses. Selain itu tantangan
terberat kedua yakni mahasiswa yang kuliah di dalam negeri harus bersaing
dengan mahasiswa lulusan luar negeri seperti mesir,arab saudi,india, dan
beberapa universitas yang ada di eropa.
Selain masalah yang datang dari
luar (eksternal) juga terdapat persoalan yang datang dari dalam (internal) yang
secepatnya harus diselesaikan dengan arif dan bijak demi keberlanjutan Himpunan
kedepan. Pertama, militansi kader
yang lemah,bagaimanapun jika militansi anggota lemah maka sangat menghambat
program yang telah direncanakan oleh pengurus di semua tingkat organisasi
(PB,cabang, komisariat). Militansi seharusnya di bentuk pada tataran komisariat
karena pada tingkatan ini kader masih belum banyak bersentuhan dengan
aktifitas-aktifitas di luar organisasi maupun kegiatan intra kampus. Maka kudu
segera mencari formulasi yang betul-betul baru untuk meningkatkan melitansi
kader. Pendekatannya tentu bukan hanya lewat diskusi dan sharing namun kader harus diberi ruang untuk mewujudkan
kreatifitas mereka dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendorong mereka
berkarya.
Kedua, regenerasi
yang kurang diperhatikan, maksud regenerasi yang kurang mendapat perhatian
adalah : HMI selalu memandang kuantitas menjadi urutan kedua setelah kualitas
meskipun bagi HMI keduanya dirasa sama sama penting. Sejarah mencatat saat masa
“keemasan” HMI tahun 60an betapa himpunan begitu solid,kokoh dan terus
berkembang, tidak lepas dari keseimbangan antara kualitas yang dihasilkan dan
juga kuantitas maksimal. Dampak yang nyata dirasakan saat pemilihan pimpinan di
komisariat selalu tampak seperti dipaksakan karena memang minimnya calon
potensial yang bisa di jadikan pemimpin. Hal tersebut jelas mengindikasikan HMI
kurang siap dalam hal regenerasi kader.
No comments:
Post a Comment