
Kita semua berharap pada semua pihak yang terkait dengan pemilihan umum-KPU,Bawaslu-dan masyarakat indonesia secara umum untuk
menagwasi jalannya pemilihan umum agar cita-cita bersama sebagai bangsa dapat
terwujud. Masyarakat yang aman dan sejahtera,jayalah indonesia .
Ajang pesta demokrasi lima tahunan telah didepan
mata,kita lebih suka menyebutnya dengan “Pesta” demokrasi karena pada pesta
tersebut menelan anggaran negara yang tidak sedikit. Mahalnya ongkos demokrasi
ini tidak berbanding lurus dengan hasil yang di inginkan oleh rakyat.
Kesejahteraan masih jauh dari harapa, kemiskinan terus meningkat dan kesenjangan
sosial di masyarakat masih tinggi. Seharusnya hal tersebut dapat dijadikan pelajaran
berharga oleh eksekutif dan legislatif yang akan mencalonkan kembali pada pesta
demokrasi 2014 yang akan datang.
Tahun ini mungkin merupakan tahun “pencitran” bagi
partai-partai yang akan bersaing pada pemilu 2014 mendatang. Kampanye di
berbagai media cetak sudah mulai di lakukan oleh calon yang secara terang
terangan menyatakan sebagai bakal jalon presiden 2014.Abu rizal Bakrie misalnya,
sudah lama mencitrakan dirinya di media dengan sosok yang sederhana,dekat
dengan rakyat kecil dan banyak menciptakan Usaha kecil dan menengah. Biaya
untuk membayar media sebagai alat yang dianggap efektif untuk mendulang suara
pada pemilihan umum membuat para bakal
calon eksekutif ataupun legislatif yang akan datang berlomba mencari sumber
dana yang tidak wajar demi pemenangan kelompok dan partai di tahun mendatang.Berapa
banyak politisi akhir-akhir ini yang tertangkap KPK karena kasus Korupsi. Kinerja
pemerintahan dan DPR selama ini juga tidak memuaskan rakyat.
DPR yang sejatinya menjadi corong membawa aspirasi
rakyat untuk pemerintah,wakil rakyat yang seharusnya mengawasi anggaran melalui
Badan anggaran yang ada D DPR saat ini malah ikut bermain dan kongkalikong ikut
menggrogoti anggaran. Sebut saja kasus yang baru wisma atlet,
hambalang,simulator SIM polri dan impor daging sapi yang banyak menyeret
petinggi partai dan menteri.
Menjelang 2014 ini banyak politisi daerah atau pun
pusat yang mulai mempersiapkan diri sebagai calon eksekutif dan legislatif
dengan belusukan kedaerah pemilihannya.hal tersebut tentu wajar dilakukan oleh
calon untuk mendapat dukungan dari masyarakan. Namun hal yang lebih penting
adalah menjalankan tugas dan kewajibannya yang telah di amanatkan rakyat dalam
pemilihan Umum tahun 2009 yang lalu.Menjalankan tugas yang diamanahkan dengan
baik jauh lebih utama.
Perbincanagan tentang DPR yang tidak menjalankan
amanahnya dengan baik bukanlah isapan jempol belaka,sudah lama media menyoroti
tentang prilaku sebagian dari wakil rakyat yang hanya mendapatkan gaji dan
fasilitas dari negara namun kinerja mereka tidak lebih baik.Terbukti
akhir-akhir ini anggota DPR banyak yang
bolos saat sidang paripurna.Dari beberapan fraksi yang ada,mayoritas hampir
separuh dari anggota tiap fraksi yang bolos alias tidak ikut sidang.
Terlepas dari banyak anggota Dewan yang kata
terhormat tersebut melakukan hal yang menciderai kepercayaan rakyat,saya yakin
diantara sekian banyak anggota dewan tersebut yang masih baik,masih ada anggota
dewan yang memegang teguh amanah dan menjalankan dengan penuh tanggung jawab,
masih ada di antara mereka yang tidak mudah menggadaikan idealisme hanya demi
uang,dan saya percaya diantara mereka masih ada yang memiliki hati nurani dan
keyakinan bahwa jabatan dan kedudukan
tidak hanya dimintakan pertanguangan
jawab di hadapan manusia saja namun juga
Dihadapan Tuhan.
Tugas kita bersama untuk memberikan pendidikan
politik kemada Rakyat dalam hal memilih pemimpin, karena tidak semua Rakyat
tahu siapa yang pantas mereka pilih yang benar-benar menjadi wakil dari
aspirasi mereka.Kebanyakan masyarakat kita masih tergantung pada siapa yang
mengajak mereka dan di anjurkan untuk memilih siapa.
Inilah salah satu kelemahan dari sistem demokrasi
yang kita jalankan. Mahalnya ongkos pesta demokrasi membuat para politisi dan
masyarakat berpikir serba materealis,seolah tidak ada yang lebih berharga dari
sebuah materi.Tidak heran jika dalam pemilihan Umum banyak calon yang
sembunyi-sembunyi ataupun terang terangan membagikan uang,sembako,baju dan
semacamnya untuk mendapatkan suara. Dan akibat dari mvahalnya ongkos Demokrasi
tersebut calon yang menang dari hasil “Membeli suara” sebisa mungkin
mengembalikan ongkos yang telah dibayarnya dengan Mahal.
2013 banyak orang mempersepsikan sebagai tahun ular air, dimana elemen api dan air menjadi satu...panas dan dingin menjadi ritme dalam meraih kekuasaan
ReplyDelete